Pembendung Air dan Pembangkit Listrik
PLTA
Jegu adalah pembangkit listrik tenaga air yang terletak di desa Jegu, kecamatan
Sutojayan. PLTA ini dibangun pada bulan Mei, 1972 untuk menyediakan air irigasi
bagi daerah sekitar Ludoyo dan Tulungagung.
PLTA,
seperti yang kita tahu, adalah instalasi yang dapat mengolah air menjadi energi
listrik. Maka PLTA Jegu ini juga memiliki fungsi serupa. Berkat adanya PLTA
Jegu, daerah sekitar Ludoyo dan Tulungagung dapat menikmati aliran listrik dan
air. Bukan hanya itu, PLTA Jegu juga memiliki berbagai fungsi lainnya.
Fungsi-fungsi itu diantaranya adalah untuk mengendalikan banjir, menahan
sedimen karena letusan Gunung Kelud, dan juga sebagai objek pariwisata.
PLTA
Jegu dapat mencegah dan mengendalikan banjir karena PLTA Jegu membendung banyak
sungai, yaitu Sungai Birowo, Sungai Semen, Sungai Lekso, Sungai Sumber Agung,
Sungai Njari, dan Sungai Legi. Jadi, selain dapat mengolah air sungai menjadi
energi listrik, sebagai bendungan PLTA Jegu juga dapat mencegah banjir.
Pembangunan
PLTA Jegu yang luar biasa ini tentu saja tidak akan berhasil tanpa dana besar
dan usaha keras. Menurut Mas Bagus, petugas ruang kontrol di PLTA Jegu yang
kami wawancarai, proses pembangunan PLTA Jegu membutuhkan waktu yang sangat
lama, yaitu kurang lebih selama sekitar tujuh tahun. Pembangunan dimulai pada bulan Mei tahun 1972 dan baru
selesai pada bulan November tahun 1979. Selain itu, dana yang dikeluarkan untuk
membangun PLTA Jegu juga sangat besar. Pembangunan PLTA Jegu selama tujuh tahun
itu menghabiskan dana sebesar US$ 38.350.000. Jika kita konversikan ke Rupiah
dengan kurs saat ini, maka pembangunan PLTA Jegu itu menghabiskan dana sekitar
517.725.000.000. Tetapi jika dikonversi dengan kurs USD-IDR pada masa itu,
mungkin jauh sedikit, karena seperti yang kita tahu, rupiah semakin melemah,
terutama satu tahun belakangan ini. Uang sebesar itu didapat dari dana APBN dan
bantuan dana luar negeri. Saat ini, masyarakat setempat dapat menikmati hasil
pembangunan PLTA Jegu dengan sangat nyata, sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan
dana besar untuk membangun PLTA Jegu sangatlah tepat.
PLTA Jegu baru dibuka untuk
masyarakat umum dua puluh sembilan tahun setelah pembangunannya selesai.
Menurut narasumber yang kami wawancarai, yaitu Pak Hanimarsongko yang bekerja
di pintu masuk PLTA Jegu, ide dibukanya PLTA Jegu untuk masyarakat luas demi
mendapat keuntungan pariwisata datang dari pengelola bendungan di masa itu.
Pada tahun 2006, dibangun taman di area PLTA Jegu. Dua tahun kemudian, PLTA
Jegu dibuka untuk masyarakat. Saat ini, kurang lebih dua ratus orang
mengunjungi PLTA Jegu setiap harinya. Pengunjung yang masuk ke PLTA Jegu, jika
dewasa ditarik retribusi sebesar seribu rupiah, sementara anak-anak ditarik
setengahnya dari retribusi pengunjung dewasa, yaitu sebesar lima ratus rupiah.
0 komentar: