Trio Faster, Maksudnya?
Apakah kalian tahu apa itu Trio Faster? Pasti bayangan pertama
adalah tiga orang anak manusia yang memproklamirkan diri sebagai “geng” yang
namanya faster. Kalau Anda berpikiran
seperti itu, Anda salah besar, sobat. Trio
Faster yang kami maksud dalam judul karya tulis ilmiah “Penerapan ‘Trio Faster’ Sebagai Cara Pengelolaan
Wisata Lembu Suro Untuk Prospek Wisata di Kabupaten Blitar” adalah sebuah
konsep jitu untuk mengelola kawasan Wisata Lembu Suro.
Trio
Faster merupakan akronim, tahu nggak akronim
itu apa? Menurut Wikipedia, akronim adalah kependekan berupa gabungan huruf
atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang
wajar. Sedangkan kepanjangan dari akronim Trio
Faster adalah three lanes, outbound
area, facilities and infrastructures repairing, internet promotion. Paham
atau kagak? Kalau di translate ke bahasa Indonesia sih bunyinya jadi gini, tiga jalur, wahana permainan/outbound, perbaikan sarana dan prasarana, promosi internet. Kenapa nggak dikasih nama Tijalo Sarna Promnet (Tiga
jalur, wahana permainan/outbound, perbaikan sarana dan prasarana, promosi internet)? Wah, itu menciptakan banyak penafsiran bagi pembaca. Ada yang
mikir “itu pakai bahasa apaan” dan ada
yang mikir “ini KTI pasti pakai mantra mistis, ‘tijalo sarna promnet, tijalo,
tijalo, promnet, net, net, net’”, ya
apa iya?
Pada umumnya, masyarakat berkunjung di
Wisata Lembu Suro untuk menikmati pemandangan alam bersama keluarga, olahraga
bersama komunitas, misalnya olahraga sepeda gunung dan motorcross, serta melakukan pendakian bersama komunitas pecinta
alam. Tiga motivasi berwisata tersebut memerlukan akses jalan yang berbeda.
Saat berwisata bersama keluarga, kita perlu mengendarai mobil atau sepeda motor
dengan akses jalan beraspal yang mudah. Begitu pula saat bersepeda, kita
membutuhkan akses jalan yang mudah. Karena masyarakat yang berwisata
berdasarkan kedua motivasi ini biasanya ingin menikmati keindahan pemandangan
alam dalam keadaan nyaman. Lain halnya dengan pecinta motorcross dan komunitas pendaki yang lebih suka menikmati alam
dengan penuh tantangan. Keduanya memerlukan jalur yang sama-sama menantang,
namun tidak bisa dijadikan satu jalur karena akan terjadi kekacauan saat
pendaki dan pengendara motorcross melewati
jalur yang sama. Untuk itu perlu dibangun tiga jalur yang bisa diakses
masyarakat menuju Wisata Lembu Suro, yaitu jalur mobil dan sepeda/sepeda motor,
jalur motorcross, dan jalur
pendakian.
Selain
kemudahan akses, wisatawan akan lebih tertarik berkunjung ke suatu obyek wisata
karena ketersediaan sarana dan prasana, seperti toilet umum, resting area, restoran, dan tempat
ibadah. Wisata Lembu Suro sangat potensial untuk dikembangan, tidak sekedar
untuk menikmati patung dan segala mitos tentangnya, tapi sepanjang jalan menuju
patung dan hutan di sekitar patung menawarkan pemandangan yang luar biasa.
Tebing-tebing yang indah dapat digunakan sebagai area panjat tebing, dari satu
tebing ke tebing lain dapat dibangun pula wahana flying fox dan jembatan gantung. Kita juga bisa menikmati hijau dan
rindangnya pohon karet
dan pohon jabon serta paku tiang yang menjulang sepanjang perjalanan. Potensi
dan konsep tersebut tidak akan dapat diketahui masyarakat tanpa diadakannya
promosi. Di era modern ini, internet melalui media sosial adalah tempat promosi
yang paling murah dan mudah diakses oleh siapapun. Cara pengelolaan untuk
pengembangan Wisata Lembu Suro dapat dilakukan dengan menerapkan konsep “Trio Faster”, three lanes, outbound area,
facilities and infrastructures repairing, internet promotion, empat point yang dapat membantu peningkatan
pendapatan Kabupaten Blitar dari sektor pariwisata.
Perfect
BalasHapus